Sabtu, 07 Mei 2011

Etnogafi

Etnografi merupakan metode penelitian yang berkembang dari ranah antropologi. Etnografi mengkaji suatu kelompok ‘dari dalam’. Dalam antropologi, teknik ini telah digunakan sebagai alat untuk memahami ritus, budaya, dan cara bertahan hidup masyarakat non-Barat. Dalam penelitian komunikasi, etnografi memusatkan perhatiannya pada pemahaman audiens media. During (1993:20) berpendapat bahwa “pendekatan ini telah diadaptasi dalam cultural studies sebagai cara yang mengatasi wacana teoritis”.
Dalam penelitian komunikasi, dimungkinkan untuk mengidentifikasi tiga tipe audiens (During, 1993:21). Bordieu (1984) menjelaskan “penelitian kuatitantif melibatkan survei dengan skala besar dengan tujuan melacak trend atau pola tertentu di antara partisipan” (dalam Benett dkk, 1999). Tipe kedua, Morley menjelaskan “penelitian kualitatif, menggunakan wawancara mendalam (in-depth) atau terfokus untuk mengidentifikasi pola yang sama”(dalam Morrisson, 1998). Kedua metode penelitian ini menyerupai aspek riset pemasaran dan digunakan dalam industri media untuk melacak rating TV. Tipe terakhir dari penelitian ini adalah “etnografi yang mendasarkan dari pada observasi partisipan”(Hobson, 1982). Etnogarfi muncul langsung dari pendekatan antropologi. Etnografi meliputi penelitian yang melibatkan diri dan masuk ke dalam kelompok yang hendak diteliti dengan tujuan untuk mendapatkan pengetahuan atas pilihan dan sikap mereka (sebagai contoh, cara pandang plihan dan praktek).
Krtitik penelitian etnografi mempertanyakan apakah mungkin untuk meraih sudut pandang objektif atas budaya hanya dengan mengobservasinya. Pada kasus tertentu, individu yang terlibat dalam observasi partisipan mungkin dipengaruhi oleh kehadiran si observer. Dengan demikian mempengaruhi hasil penelitian. Dapatkah partisispan bertindak dan berbicara ‘secara alami’ dengan adanya kehadiran peneliti? Apakah partisipan menunjukkan secara terus menerus peran yang mereka percaya bahwa itulah yang ingin didengar atau dilihat oleh peneliti? “Kehadiran peneliti dalam kelompok terpilih tidak dapat menjamin akses tanpa batas akan realitas yang dihidupi oleh kelompok tersebut, hanya ‘kebenaran parsial’”.(Clifford, 1986).

Terdapat pula perhatian atas peran penelitian dalam etnografi. Sebagai koleksi data penting terasosiasi dengan metode ini diakui dalam penjelasan etnografis, perhatian kecil dibuat atas proses penulisan aktual. Seperti yang dikemukakan oleh Clifford (1986), etnografi sering “mereflesikan ketekunan atas klaim transparasi ideologi representasi dan kesiapan pengalaman”. Dia menyarankan pentingnya mengenali subjektivitas peneliti sendiri dan apa yang mereka bawa dalam penelitian. Peneliti, seperti halnya kelompok yang dianalisis, juga akan menjadi subjek ideologi dan wacana yang akan mempengaruhi kesimpulan yang diambil. Peneliti, seperti halnya objek kajian dalam etnografi, seharusnya dipahami sebagai bagian dari teks yang mungkin membatasi penemuan dari proyek yang tengah berlangsung.

Menurut Jenkins (1992) disitir oleh Brooker (2002) “perkembangan dalam penelitian etnografi audiens yang menghindari isu objektivitas merupakan cultural studies penggemar yang dilakukan oleh peneliti yang memandang diri mereka sendiri sebagai bagian dari kolektivitas yang sama”. Di sini, peneliti tidak membuat klaim apapun atas objektivitas, malahan menawarkan pengetahuan dari kelompok tertentu. Pendekatan subjektif ini menyediakan dua teks peran dan asumsi bahwa peneliti dan temuan pemeriksaan. Pendekatan ini menjungkir-balikkan kebutuhan untuk bicara atas nama sesuatu dan menawarkan kemungkinan dari “transmisi informasi dua arah”.(During, 1993:22)

Copyright from Hartley, Jon. 2004.Communications, Cultural, & Media Studies. Diterjemahkan : Kartika Wijayanti. Yogyakarta : Jalasutra.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More