Terdapat beberapa teori organisasi, diantaranya teori klasik, teori hubungan manusia dan teori sistem sosial. Namun, dalam penelitian ini penulis hanya akan membahas sekilas mengenai teori klasik, khususnya organisasi formal atau populer disebut birokrasi, yaitu teori birokrasi.
Teori klasik atau struktural berasal dari dua teori. Pertama, teori saintifik manajemen yang dikembangkan oleh W. Tylor 1911 dan teori birokrasi yang dikembangkan oleh Max Weber 1947 (Muhammad,2002:35). Sementara, Pace dan Faules (2001:41) membedakan teori sruktural klasik ke dalam struktur umum organisasi sosial dan struktur lebih spesifik yang disebut organisasi formal yang secara populer disebut birokrasi.
Secara umum, ahli-ahli teori klasik cenderung melihat organisasi sebagai sistem yang tertutup secara relatif, dalam mengejar tujuan-tujuan yang telah dinyatakan (Muhammad,2002:37).
Organisasi formal muncul manakala terdapat organisasi-organisasi yang didirikan dengan sengaja untuk tujuan-tujuan tertentu. Bila pencapaian suatu tujuan tertentu memerlukan tujuan bersama, suatu organisasi dirancang untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan banyak individu dan untuk memberikan rangsangan kepada orang-orang lainnya untuk membantu mereka. Max Weber memberikan analisisnya mengenai birokrasi atau organisasi formal dimana ia mengidentifikasikan karakteristik yang khas dari organisasi yang formal ideal. Weber berusaha menggambarkan suatu organisasi yang secara sempurna terbirokratisasikan. Maka, ia mengatakan bahwa birokrasi adalah organisasi yang menunjukkan kombinasi karakteristik berikut ini. Misalnya, teori Weber mengenai birokrasi menyatakan bahwa efisiensi berkaitan dengan dua pola kewenangan (otoritas) yang hierarkis (Pace dan Faules, 2001:44).
Teori birokrasi yang dikembangkan oleh Max Weber 1947 menekankan pada pentingnya bentuk struktur hierarki yang efektif bagi organisasi. Birokrasi merupakan organisasi manusia yang distruktur secara ideal. Birokrasi ini dicapai melalui pembentukan aturan, struktur dan proses dalam organisasi (Kreps,1986).
Menurut Kreps, karakteristik birokrasi adalah sebagai berikut:
a) Adanya aturan-aturan, norma-norma dan prosedur yang baku mengenai apa yang dilakukan dalam menyelesaikan tugas-tugas organisasi.
b) Spesialisasi peranan anggota organisasi menurut pembagian pekerjaan.
c) Hierarki otoritas organisasi secara formal.
d) Pekerjaan karyawan dikualifikasikan berdasarkan kompetensi teknis dan kemampuan melakukan pekerjaan.
e) Saling pertukaran dalam pekerjaan sehingga memungkinkan orang lain menggantikan pekerjaan seseorang
f) Hubungan interpersonal di antara anggota organisasi bersifat profesional dan personal.
g) Deskripsi pekerjaan yang rinci harus diberikan kepada anggota organisasi yang merupakan pedoman dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.
h) Rasionalitas dan kemungkinan meramalkan aktivitas organisasi dan penyelesaian tujuan.
(Muhammad,2002:36).
Teori klasik atau struktural berasal dari dua teori. Pertama, teori saintifik manajemen yang dikembangkan oleh W. Tylor 1911 dan teori birokrasi yang dikembangkan oleh Max Weber 1947 (Muhammad,2002:35). Sementara, Pace dan Faules (2001:41) membedakan teori sruktural klasik ke dalam struktur umum organisasi sosial dan struktur lebih spesifik yang disebut organisasi formal yang secara populer disebut birokrasi.
Secara umum, ahli-ahli teori klasik cenderung melihat organisasi sebagai sistem yang tertutup secara relatif, dalam mengejar tujuan-tujuan yang telah dinyatakan (Muhammad,2002:37).
Organisasi formal muncul manakala terdapat organisasi-organisasi yang didirikan dengan sengaja untuk tujuan-tujuan tertentu. Bila pencapaian suatu tujuan tertentu memerlukan tujuan bersama, suatu organisasi dirancang untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan banyak individu dan untuk memberikan rangsangan kepada orang-orang lainnya untuk membantu mereka. Max Weber memberikan analisisnya mengenai birokrasi atau organisasi formal dimana ia mengidentifikasikan karakteristik yang khas dari organisasi yang formal ideal. Weber berusaha menggambarkan suatu organisasi yang secara sempurna terbirokratisasikan. Maka, ia mengatakan bahwa birokrasi adalah organisasi yang menunjukkan kombinasi karakteristik berikut ini. Misalnya, teori Weber mengenai birokrasi menyatakan bahwa efisiensi berkaitan dengan dua pola kewenangan (otoritas) yang hierarkis (Pace dan Faules, 2001:44).
Teori birokrasi yang dikembangkan oleh Max Weber 1947 menekankan pada pentingnya bentuk struktur hierarki yang efektif bagi organisasi. Birokrasi merupakan organisasi manusia yang distruktur secara ideal. Birokrasi ini dicapai melalui pembentukan aturan, struktur dan proses dalam organisasi (Kreps,1986).
Menurut Kreps, karakteristik birokrasi adalah sebagai berikut:
a) Adanya aturan-aturan, norma-norma dan prosedur yang baku mengenai apa yang dilakukan dalam menyelesaikan tugas-tugas organisasi.
b) Spesialisasi peranan anggota organisasi menurut pembagian pekerjaan.
c) Hierarki otoritas organisasi secara formal.
d) Pekerjaan karyawan dikualifikasikan berdasarkan kompetensi teknis dan kemampuan melakukan pekerjaan.
e) Saling pertukaran dalam pekerjaan sehingga memungkinkan orang lain menggantikan pekerjaan seseorang
f) Hubungan interpersonal di antara anggota organisasi bersifat profesional dan personal.
g) Deskripsi pekerjaan yang rinci harus diberikan kepada anggota organisasi yang merupakan pedoman dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.
h) Rasionalitas dan kemungkinan meramalkan aktivitas organisasi dan penyelesaian tujuan.
(Muhammad,2002:36).
0 komentar:
Posting Komentar